Senin, 11 Juni 2012

PROTOCOL DATA LINK CONTROL



Lapisan data-link (data link layer) adalah lapisan kedua dari bawah dalam model OSI, yang dapat melakukan konversi frame-frame jaringan yang berisi data yang dikirimkan menjadi bit-bit mentah agar dapat diproses oleh lapisan fisik. Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area network (WAN), atau antara node di dalam sebuah segmen local area network (LAN) yang sama. Lapisan ini bertanggungjawab dalam membuat frame, flow control, koreksi kesalahan dan pentransmisian ulang terhadap frame yang dianggap gagal. MAC address juga diimplementasikan di dalam lapisan ini. Selain itu, beberapa perangkat seperti Network Interface Card (NIC), switch layer 2 serta bridge jaringan juga beroperasi di sini.



Karena kemungkinan bisa terjadi kesalahan pada transmisi, serta karena re­ceiver data perlu mengatur rate terhadap data yang diterimanya, teknik sinkronisasi dan interfacing saja tidak cukup. Oleh karena itu perlu untuk membuat lapisan kontrol pada setiap perangkat komunikasi yang menyediakan fungsi seperti flow control, pendeteksian kesalahan, dan kontrol kesalahan. Lapisan kontrol ini disebut data link control protocol.

Flow Control
Adalah suatu teknik untuk memastikan / meyakinkan bahwa suatu stasiun transmisi tidak menumpuk data pada suatu stasiun penerima. Tanpa flow control, buffer dari receiver akan penuh sementara sedang memproses data lama. Karena ketika data diterima, harus dilaksanakan sejumlah proses sebelum buffer dapat dikosongkan dan siap menerima banyak data.

LAPB (Link Access Procedure Balance) dikeluarkan oleh ITU-T sebagai bagian dari standar interface jaringan packet-switching X.25. Ini merupakan subbagian dari HDLC yang hanya menyajikan asynchronous balanced mode (ABM); serta dirancang untuk jalur ujung-ke-ujung antara sistem pengguna dan simpul jaringan packet-switching. Format frame-nya sama dengan format frame HDLC.

LAPD (Link Access Procedure, D-Channel) dikeluarkan oleh ITU-T sebagai bagian dari susunan rekomendasi untuk ISDN (Integrated Services Digital Network). LAPD menyajikan kontrol data link sepanjang canel D, yang merupakan canel logik pada interface ISDN-user. Terdapat beberapa perbedaan mendasar antara LAPD dan HDLC. Sama seperti LAPB, LAPD dibatasi untuk ABM. LAPD selalu menggunakan nomor urut 7-bit; sedangkan nomor 3-bit tidak dibiarkan. FCS untuk LAPD selalu CRC 16-bit. Terakhir, bidang alamat untuk LAPD adalah bidang 16-bit yang sebenarnya berisikan dua subalamat: satu dipergunakan untuk menentukan salah satu perangkat multiple yang mendukung yaitu: di sisi pengguna, sedangkan yang lain dipergunakan untuk menentukan salah satu pengguna logik yang ada dari LAPD di interface pengguna.

LLC merupakan bagian dari kelompok standar IEEE 802 untuk mengontrol operasi pada Local Area Network (LAN). LLC tidak memiliki beberapa bentuk seperti yang ditemukan dalam HDLC namun memiliki bentuk-bentuk yang tidak ada pada HDLC. Perbedaan yang paling jelas antara LLC dan HDLC adalah dalam hal format frame. Fungsi kontrol jalur dalam LLC dibagi bagi antara dua lapisan, yakni: lapisan Medium Access Control (MAC) dan lapisan LLC, yang beroperasi pada bagian atas lapisan MAC.
Gambar 7.13c menunjukkan struktur kombinasi frame MAC/ LLC; bagian yang diarsir berhubungan dengan bidang yang dihasilkan pada lapisan LLC, sedangkan bagian yang tidak diarsir merupakan header dan gandengan frame MAC. Lapisan MAC meliputi alamat sumber dan tujuan untuk perangkat-perangkat yang dihubungkan ke LAN. Diperlukan dua alamat karena tidak ada konsep primer dan sekunder dalam lingkup LAN. Karenanya, baik pengirim maupun penerima harus diidentifikasikan. Pendeteksian kesalahan dilakukan pada level MAC, menggunakan 32-bit CRC. Terakhir, terdapat bebe-rapa fungsi kontrol yang nampak ganjil pada kontrol akses media yang bisa dimasukkan dalam bidang kontrol MAC
`           Secara operasional, LLC menawarkan tiga jenis layanan. The connection-mo-de ser­vice sama dengan ABM pada HDLC. Sedangkan dua layanan lainnya adalah : , unacknowledgment connectionless dan acknowledgment con-nectionless

E.      Protokol Frame Relay

Pengertian Protokol Frame Relay
Frame Layer adalah protokol standar untuk LAN internetworking yang menyediakan metode cepat dan efisien dari transmisi informasi dari perangkat pengguna untuk jembatan LAN dan router. Protokol Frame Relay menggunakan bingkai terstruktur mirip dengan LAPD, kecuali bahwa frame header diganti dengan header Frame Relay lapangan byte-2. The Frame Relay header berisi bidang-DLCI ditentukan pengguna, yang merupakan alamat tujuan dari bingkai. Ia juga berisi kemacetan dan status sinyal jaringan yang mengirimkan kepada pengguna. Frame Relay frame ditransmisikan ke tujuan dengan cara sirkuit virtual (jalur logis dari suatu titik yang berasal dalam jaringan) ke titik tujuan. Sirkuit Virtual mungkin permanen (PVC) atau diaktifkan (SVC). PVC administratif ditetapkan oleh pengelola jaringan untuk koneksi point-to-point khusus; SVC ditetapkan di-oleh-panggilan dasar panggilan.

Keuntungan Frame Relay
Frame Relay menawarkan alternatif yang menarik untuk kedua saluran yang berdedikasi dan jaringan X.25 untuk menghubungkan LAN ke jembatan dan router. Keberhasilan protokol Frame Relay didasarkan pada dua faktor yang mendasari berikut :
• Sirkuit virtual mengkonsumsi bandwidth hanya ketika mereka data transportasi. Sirkuit virtual yang dapat eksis secara bersamaan di sebuah saluran transmisi yang diberikan. Selain itu, masing-masing perangkat dapat menggunakan lebih dari bandwidth yang diperlukan, dan dengan demikian beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi.
• Peningkatan keandalan jalur komunikasi dan meningkatkan kecanggihan penanganan kesalahan pada akhir stasiun memungkinkan protokol Frame Relay untuk membuang frame yang salah dan karena itu menghilangkan kesalahan-memakan waktu proses penanganan.

F.       Asynchronous Transfer Mode (ATM)
Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan salah satu platform teknologi jaringan dan infrastruktur komunikasi yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan koneksi antara lain LAN (Local Area Network), WAN (Wide Area Network) dan MAN (Metropolitan Area Network). Teknologi ATM memungkinkan semua jenis data (suara, data dan video) bisa alirkan melalui satu jaringan telekomunikasi.
Teknologi ATM merupakan salah satu hasil dari upaya standarisasi Broadband Integrated Services Digital Networks (BISDN) yang dilakukan oleh ITU-T pada pertengahan tahun 1980-an. Teknologi ATM sendiri mengacu pada suatu teknik transmisi paket data berkecepatan sangat tinggi dengan menggunakan mekanisme switching dan time division multiplexing yang diterapkan pada sel-sel berukuran tetap dan relatif kecil.

Karakteristik utama dari ATM yang membedakan dengan teknik transmisi lainnya adalah sebagai berikut:
1)      Informasi ditransmisikan dalam bentuk sel berukuran tetap (53 byte)
2)      Sel-sel tersebut diidentifikasi dengan cara memberi label pada header dari setiap sel.
3)      Sel-sel ditransmisikan berdasarkan urutan yang sudah disusun sebelumnya.

Berdasarkan kemampuannya, ATM memiliki kemampuan sebagai berikut:
1)         Mendukung layanan untuk semua jenis aplikasi yang ada saat ini dan perkembangan apliksdi di masa datang
2)         Memberikan utilisasi sangat tinggi terhadap sumberdaya jaringan
3)         Mengurangi kompleksitas pada switching
4)         Mengurangi waktu proses pada node perantara dan mendukung transmisi berkecepatan sangat tinggi.
5)         Mengurangi besar buffer yang diperlukan pada node perantara untuk menghindari delay dan kompleksitas pengaturan buffer
6)      Menjamin performansi yang dibutuhkan oleh aplikasi saat ini maupun pengembangannya di masa datang. 

1 komentar:

REZA.F.RAFSANJANI mengatakan...

Hai. aku juga punya materi yang berhubungan dengan kontrol data. kunjungi saja di.

http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3200/1/Kommit2004_elektronika_komputer_013.pdf

Posting Komentar

 
;